Minggu, 08 November 2009



Ponsel sekarang ini sudah bukan barang mewah lagi. Di kota-kota besar, hampir semua orang memilikinya. Bahkan tak jarang anak TK pun sekarang sudah pegang ponsel. Sungguh sebuah fenomena yang menggembirakan. Namun menurut penilitian para ilmuwan ponsel juga mempunyai efek samping. Ya, segala sesuatu itu ada plus minusnya. Jika suatu saat kita pernah mengatakan, “oh nih dia sempurna banget!” Percayalah di balik benda itu pasti ada kekurangannya. Kita saja yang belum menemukan jati dirinya. Tidak ada di dunia ini yang mutlak sempurna. Sebuah kesempurnaan itu akan dapat dicipta kalau kita mampu merangkai kekurangan-kekurangan yang ada

efek samping dari ponsel :

1. Bikin Otak Lelet.
Para peneliti dari Swinburne University of Technology's Brain Sciences Institute di Melbourne, Australia menemukan mereka yang merespon telepon lebih pelan selama 30 menit, cenderung akan mengalami perbaikan memori, namun kurang cepat tanggap dalam merespon sesuatu. Para peneliti melakukan serangkaian tes psikologi pada 120 partisipan yang terekspos emisi telepon selular selama setengah jam sampai satu jam.
Hasil riset yang dimuat dalam Jurnal Neuropsychologia edisi April ini menunjukkan ada perubahan kecil pada fungsi otak meski tak begitu terlihat, terutama pada mereka yang terekspos bidang elektromagnetik dari telepon selular. "Studi menunjukkan bukti respon yang lamban pada partisipan yang melakukan reaksi sederhana dan reaksi yang lebih kompleks, seperti memberikan respon saat diminta memilih lebih dari dua alternatif," jelas Con Stough, pemimpin studi.
"Kondisi ini berbahaya saat berkendara dan bersimpangan dengan kendaraan lain yang datang dari arah berlawanan dengan Anda. Reaksi pengemudi untuk memilih antara menginjak rem atau menekan klakson, sangat mempengaruhi keselamatan pengendara. Studi ini juga menemukan radiasi dari ponsel bisa memperbaiki kinerja memori otak, misalnya saat mengingat sebuah nomor telepon yang cukup panjang."
Lebih lanjut Stough mengatakan penelitian masih akan terus dilakukan, terutama dengan penggunaan resonansi magnetik untuk menganalisa cara kerja otak. Namun penelitian ini masih belum dipublikasikan, karena dampak radiasi ponsel cenderung terus meningkat.
"Mereka, terutama yang menggunakan ponsel dalam kapasitas berlebihan cenderung mengalami penurunan atau perubahan sistem yang cukup berarti dibanding mereka yang menggunakan ponsel seperlunya," tambahnya.
Namun yang melegakan dalam studi ini, Stough dan rekan tak menemukan dampak ponsel pada gangguan kesehatan, meskipun mereka mengakui studi ini tak memfokuskan pada konsekuensi kesehatan, tapi lebih ditekankan pada fungsi otak. "Dampak yang dihasilkan radiasi ponsel pada otak sangat kecil, dan kami tak menemukan pengaruhnya pada masalah kesehatan. Yang lebih berpengaruh adalah cara kita berkomunikasi dan bagaimana kita mengontrol emosi kita saat bertelepon," papar Stough.

2. Kulit Mudah Berkerut
Setelah beberapa waktu sebelumnya radiasi ponsel pernah dinyatakan memicu kanker otak, kini sebuah riset tengah menyatakan pengaruh radiasi ponsel terhadap kesehatan kulit. Para pengawas radiasi Finlandia tengah mempelajari efek ponsel pada protein manusia dengan melakukan tes langsung pada kulit, apakah efek transmisi pada handset memberi pengaruh pada kulit mereka.
Sebuah penelitian yang dilakukan minggu ini meneliti sebuah area kecil di kulit lengan para responden yang terkena radiasi ponsel dalam jangka waktu satu jam. Kemudian para peneliti mengambil contoh kulit tersebut dan membadingkannya dengan kondisi kulit sebelum tereskpos radiasi, sepert yang dikatakan Dariusz Leszczynski, salah satu tim peneliti, kepada Reuters. Penelitian kali ini tetap menggunakan contoh sel wanita, untuk menjaga konsistensi penelitian yang sebelumnya dilakukan Radiation and Nuclear Safety Authority.
Dalam penelitian tersebut, Leszczynski dan rekan menemukan bahwa radiasi ponsel menyebabkan tingkat sel kulit berubah, seperti menimbulkan kerutan pada kulit, meskipun sampai saat ini masih belum bisa dipastikan pengaruhnya pada kesehatan. "Sel-sel kulit tersebut mengalami banyak perbedaan ketika mereka tetap berada di badan dibandingkan kondisi lingkungan laboratorium. Untuk penelitian saat ini, kami ingin menentukan apakah radiasi bisa menyebabkan perubahan tingkat sel pada manusia," tambah Leszczynski.
Leszczynski berharap penelitian yang selesai pada akhir tahun ini bisa membantu mereka menunjukkan pengaruh radiasi pada kekebalan alami tubuh manusia yang bisa mencegah racun dan protein berbahaya lainnya yang mungkin terdapat dalam aliran darah dan menuju sel-sel otak.
Beberapa peneliti bahkan menduga kanker otak yang selama ini sudah umum dijumpai di masyarakat adalah hasil dari penggunaan ponsel, namun masih belum didapat bukti yang jelas untuk mendukung pernyataan tersebut. "Terdapat sebuah hubungan tak langsung antara kanker dengan protein berbahaya yang menuju otak, namun hal ini baru sebuah spekulasi," jelas Leszczynski.

3. Mengancam Kesehatan Anak
Para dokter di Austria memperingatkan adanya bahaya ponsel bagi anak-anak dan menyerukan agar semua Ponsel dilengkapi keterangan mengenai tingkat radiasi. "Peluncuran obat ke pasaran selalu dilengkapi keterangan efek obat. Beda dengan peluncuran ponsel, efekya tidak diketahui," kata Erik Huber, dokter yang mengkhususkan diri pada masalah lingkungan hidup melalui situs asosiasi dokter Austria yang dilaporkan AFP, Jumat (15/09/06)
Huber mengharapkan ada perlindungan khusus bagi anak-anak dari radiasi yang ditimbulkan Ponsel. "Anak-anak seharusnya tidak diperlakukan seperti kelinci percobaan. Ponsel bagi anak-anak mengandung bahaya sama dengan jika kita membiarkan mereka berada di bawah terik matahari," kata Huber dalam pembahasannya di Kementerian Kesehatan Austria.
Para dokter menganjurkan ponsel digunakan seminim mungkin dan tidak digunakan di dalam mobil karena akan menambah tingkat radiasi. Mereka juga menganjurkan ponsel tidak digunakan untuk bermain game.

TIPS & TRICKS
HANDPHONE/PONSEL TIDAK MEMANCARKAN RADIASI INFRA MERAH PADA SAAT MENERIMA SMS/TELEPON.

Berdasarkan artikel mengenai Cellular Frequencies (Wikipedia), frekuensi handphone adalah pada band 800 Mhz, 1800 Mhz, atau 1900 Mhz, sedangkan gelombang infra merah memiliki frekuensi 300 Ghz - 400 Thz. Ini jelas berbeda jauh. Lagi pula, dalam sebuah handphone yang tidak ada fasilitas komunikasi infra merah, tidak ada alat atau komponen yang dapat memancarkan infra merah. Lalu dari manakah infra merah itu berasal?

Apakah aman menggunakan handphone / ponsel ?

Ketika Anda mengirim/menerima SMS atau menelepon/ditelepon, handphone memancarkan gelombang elektromagnet agar dapat berkomunikasi dengan pemancar operator terdekat. Dalam jumlah yang berlebihan, radiasi ini berbahaya, namun dalam jumlah kecil, radiasi gelombang elektromagnet tidak berbahaya bagi manusia.

FCC (salah satu lembaga pemerintah AS) menetapkan batas maksimal besarnya radiasi yang diperbolehkan untuk handphone atau telepon genggam. Besarnya radiasi handphone ini disebut SAR (Specific absorption rate). SAR adalah nilai maksimum radiasi yang diserap oleh tubuh per satuan berat. FCC menentukan besarnya SAR untuk handphone adalah maksimal sebesar 1.6 W/kg. Negara-negara di Eropa (European Union) menetapkan besarnya SAR maksimal adalah sebesar 2 W/kg. Handphone/ponsel yang berada di atas batas ini tidak boleh diproduksi dan diperdagangkan di negara tersebut.

Anda bisa melihat daftar nilai SAR dari berbagai macam merk HP di situs FCC, klik di sini. Jika nilai SAR tinggi, maka radiasi handphone tersebut tinggi. Sepuluh handphone dengan nilai SAR paling tinggi adalah (namun masih di bawah batas ‘aman’):

1. Motorola V195s (1.6)
2. Motorola Slvr L6 (1.58 )
3. Motorola Slvr L2 (1.54)
4. Motorola W385 (1.54)
5. Motorola Deluxe ic902 (1.53)
6. T-Mobile Shadow (HTC) (1.53)
7. Motorola i335 (1.53)
8. Samsung Sync SGH-C417 (1.51)
9. Motorola V365 (1.51)
10. RIM BlackBerry Curve (AT&T) (1.51)

Sepuluh handphone dengan nilai SAR paling kecil (radiasi kecil) adalah:

1. LG KG800 (0.135)
2. Motorola Razr V3x (0.14)
3. Nokia 9300 (0.21)
4. Nokia N90 (0.22)
5. Samsung SGH-G800 (0.23)
6. Samsung Sync SGH-A707 (0.236)
7. Nokia 7390 (0.26)
8. Samsung SGH-T809 (0.32)
9. Bang & Olufsen Serene (Samsung SGH-E910) (0.33)
10. Motorola Razr2 V8 (0.36)

Sampai saat ini penelitian mengenai radiasi handphone masih terus dilakukan dan kesimpulan mengenai berbahaya atau tidak masih belum final. Setidaknya kita perlu berhati-hati dengan cara (saran ini diambil dari sini):

1. Menggunakan handsfree jika kita akan menelepon dalam waktu lama.
2. Jauhkan handphone dari tubuh Anda.
3. Jangan menelepon di mobil tanpa antena eksternal.

Biasanya ABG remaja atau muda-mudi yang masih hot-hotnya pacaran sering sekali menggunakan handphone berjam-jam. Apalagi sekarang ada iklan kalau tarifnya murah (0.000…01 rupiah/detik). Bahkan ada yang nelpon semalaman sampai subuh sambil tiduran. Ini tidak baik karena radiasi handphone yang berlebihan dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Lihat artikel mengenai Mobile phone radiation and health.

Kembali ke masalah infra merah

Artikel ini ditulis menyusul beredarnya SMS berantai yang bunyinya seperti ini:

Kalau ada nomor handphone yang 0866 dan 0666 atau yang warna merah call masuk jangan diangkat ya, soalnya sudah ada yang mati gara-gara angkat nomor tersebut karena orang itu sedang praktek ilmu hitam.

Kemudian menyusul argumen lain:

menurut seorang profesor dari WHO itu memang bukan ilmu hitam, tapi sang penelepon mengirim sinar infra merah yang berlebihan ke nomor yang dituju, sehingga memang bisa mengakibatkan sang penerima tewas.

Berita ini adalah salah atau hoax, karena:

1. Pada saat menerima/mengirim SMS/telepon, handphone tidak memancarkan radiasi infra merah (seperti yang dijelaskan pada awal artikel ini).
2. Handphone yang tidak ada fasilitas komunikasi infra merahnya, di dalamnya tidak ada alat untuk memancarkan infra merah.
3. Handphone yang memiliki fasilitas komunikasi infra merah, infra merah tidak aktif saat mengirim atau menerima SMS/telepon dan baru aktif saat akan membuat komunikasi dengan handphone lain atau komputer dengan port infra merah.
4. Handphone yang memiliki fasilitas komunikasi infra merah, dan dipasarkan di Indonesia, telah memenuhi standar besarnya batas maksimal radiasi yang diperbolehkan dan aman bagi manusia.

Apakah infra merah berbahaya?

Infra merah yang dipancarkan oleh peralatan elektronik (mouse, remote TV) yang telah memenuhi standar kesehatan (FCC) adalah tidak berbahaya. Banyak sumber infra merah lain dalam intensitas yang besar, misalnya matahari, lilin yang menyala, tidak berbahaya bagi tubuh, malah menyehatkan.

Bahkan sekarang ada sauna dengan infra-merah, sehingga Anda tidak perlu repot-repot dengan uap-air panas. Terlepas dari masalah kontroversi penggunaan sauna ini, sauna dengan infra merah tidak menyebabkan sesak nafas karena menghirup uap air.